BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Negara Republik Indonesia meliputi
wilayah dari Sabang sampai Merauke. Wilayah yang begitu luas, lebih dari 17.000
pulau. Di pulau-pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang
diperlukan bagi kemajuan bangsa. Pemerintah (Depdiknas) menyadari bahwa bangsa
yang begitu besar dan tersebar di berbagai pulau perlu diberi pendidikan yang
layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar
seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu
luas maka proses pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat
digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Berkenaan dengan itu Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai
unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan
persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan
dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan
pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga
tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Untuk merealisasikan siaran televisi
pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang
penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan
sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun
kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbeda-an
dalam aspek kebijakan dan teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom
melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia
(TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai
televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil,
namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah
stasiun televisi komersial.
Menyadari begitu pentingnya siaran
televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom)
mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus
menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar
meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).
Visi TVE adalah menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan
mencerdaskan. Misi yang diemban adalah menyiarkan program yang mencerdas-kan
masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan
kebijakan-kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar.
Tujuan dari TVE adalah memberikan
layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan
nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.
1.2
Perumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini adalah :
(1) Bagaimana
sejarah televisi dan awal munculnya televisi?
(2) Apakah
pengertian televisi?
(3) Apa sajakah jenis-jenis televisi?
(4) Bagaimana
cara kerja televisi?
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perumusan
masalah dalam makalah ini adalah tentang bagaimana televisi bisa di ciptakan
dan digunakan oleh masyarakat.
1.3 Tujuan
dan Sasaran
Dalam setiap makalah yang bersifat ilmiah pasti
memiliki tujuan dan sasaran.
Tujuan dalam makalah ini adalah :
a.
Ingin mengetahui sejarah televisi, jenis-jenis televisi, kapan televisi itu
ditemukan, cara kerja televisi, dan perkembangan tentang teknologi televisi.
b. Sebagai
sarat untuk memperoleh nilai dalam mata kulai Perkembangan Teknologi
Komunikasi.
Dari tujuan diatas sasaran yang
ingin dicapai yaitu :
a.
Terwujudnya rasa ingin tahu tentang pengertian televisi.
b.
Terwujudnya rasa ingin tahu perkembangan televisi saat ini.
c.
Terwujudnya rasa ingin tahu jeni-jenis televisi yang ada.
d.
Terwujudnya rasa ingin tahu tentang cara kerja televisi.
BAB II
LANDASAN
TEORI
DEFINISI
TEKNOLOGI , TEKNOLOGI KOMUNIKASI dan TELEVISI
2.1
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang
mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi
keseluruhan sejarah.
Teknologi, berkaitan erat dengan
sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan
satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata
sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang
materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya
Definisi mengenai sains menurut
Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap
peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat
mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal
suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya
serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban.
Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya
mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya.
Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal
pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang
perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain,
teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan
atas hasil sains.
Makna Teknologi, menurut Capra
(2004, 106) seperti makna ‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah.
Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh
dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali
digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah
pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan
berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20,
maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi
juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis
pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut
Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel
Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai
‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah
terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra
(107) teknologi jauh lebih tua daripada sains. Asal-usulnya pada pembuatan alat
berada jauh di awal spesies manusia, yaitu ketika bahasa, kesadaran reflektif
dan kemampuan membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai dengannya, spesies
manusia pertama diberi nama Homo habilis (manusia terampil) untuk menunjukkan
kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Dari perspektif sejarah, seperti
digambarkan oleh Toynbee (2004, 35) teknologi merupakan salah satu ciri khusus
kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi
merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia.
Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang memungkinkan
konstituen-konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan
pikiran , institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi
langsung dari bukti kecerdasan manusia.
Dari pandangan semacam itu, kemudian
teknologi berkembang lebih jauh dari yang dipahami sebagai susunan pengetahuan
untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat atau
diimplementasikan serta metode untuk membuat atau mengimplementasikannya.
Dua pengertian di atas telah
digantikan oleh interpretasi teknologi sebagai pengendali lingkungan seperti
kekuasaan politik di mana kebangkitan teknologi Barat telah menaklukkan dunia
dan sekarang telah digunakan di era dunia baru yang lebih ganas. Untuk
memperjelas statement tersebut, kita coba menelaah teknologi secara lebih dalam
lagi. Melihat substansi teknologi secara lebih komprehensif, yaitu konsepsi
teknologi dari kerangka filsafat.
Kata
komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti sama. Maksudnya
sama dalam hal pengertian dan pendapat antara komunikator dan komunikan. Secara
etimologis, komunikasi berasal dari kata to communicate. Yang berati komunikasi
merupakan proses menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain sehingga
diperoleh pengertian yang sama. Kehidupan manusia akan tampak “hampa” apabila
tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi tidak akan mungkin terjadi
iteraksi sosial ataupun interaksi antar manusia, baik secara individu ataupun
kelompok. Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara verbal yaitu dengan
menggunakan kata-kata baik lisan atau tulisan. Secara nonverbal dalam bentuk
isyarat (gesture), sikap tingkah laku, gambar-gambar dan lain sebagainya.
Dengan berkomunikasi orang dapat mengubah dan mempengaruhi sikap orang lain,
komunikasi memungkinkan pemindahan dan penyebaran ide kepada orang lain, tau
penemuan ide baru.
Teknologi
komunikasi yang dimaksudkan secara khusus ditujukan untuk teknologi-teknologi
broadcasting. Dengan demikian, teknologi komunikasi adalah sarana dan prasarana
struktur kelembagaan dan nilai-nilai sosial yang dikumpulkan, disimpan, diolah
dan dipertukarkan informasi sehingga memungkinkan untuk terjadinya persamaan
persepsi atau tindakan. Pengertian teknologi komunikasi sebagai suatu proses
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Proses
itu harus rasional dan efesien.
2. Harus mensistem, karena segala sesuatu akan
mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh
hal lain dalam lingkungannya.
3. Harus
bersistem, yaitu mempertimbankan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam
menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efesien, dan serasi.
4. Melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan.
5. Mengarah
pada pemecahan bersama.
6. Memadukan
berbagai prinsip, konsep, dan gagasan.
7. Mempertimbangkan
kondisi lingkungan untuk mencapai tujuan.
Perkembangan
teknologi komunikasi telah mengalami 4 revolusi dalam bidang komunikasi, yaitu:
a. Dalam hal berbicara, kemampuan
manusia berbicara dalam berkomunikasi antara seseorang dengan yang lain merupakan komponen
yang harus ada dalam kelengkapan atribut-atribut yang memungkinkan
kelompok-kelompok manusia bisa bekerja sama dan survive, serta berkembang.
b. Ditemukannya tulisan, tulisan tidak
hanya berfungsi sebagai suatu pembantu ingatan, tetapi juga meningkatkan kemungkinan dalam
berbagai hal
c. Penemuan percetakan, percetakan berfungsi
sebagai basis bagi menyebarnya kemampuan melek huruf dan merupakan fondasi
untuk terselenggaranya aktivitas pendidikan secara menyeluruh.
d. Dalam hal hubungan jarak jauh atau
telekomunikasi, dengan ditemukannya berbagai sarana yang memungkinkan manusia
berhubungan satu sama lain tanpa harus terhalang oleh faktor jarak, kecepatan,
dan waktu.
Dalam
kaitan pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan, Ashaby (1979)
menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Yaitu
dengan dimanfaatkannya teknologi informasi dan komunikasi mutakhir, khususnya
komputer dan internet untuk pendidikan. Ada berbagai jenis dan bentuk teknologi
komunikasi yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam pendidikan, antara
lain:
1. Siaran Radio Pendidikan Radio
merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi
dengan perubahan dunia, melalui hubungan saling menguntungkan dan melengkapi
dengan media lainnya. Secara umum radio dapat dipandang sebagai media
komunikasi massa yang penyerapannya melalui indra pendengaran (audiktif). Dan
siaran radio pendidikan adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi
komunikasi. Pemilihan media radio didasarkan pada kemampuan media ini dapat
menjangkau populasi pendengar yang banyak dan biaya lebih murah (cost
effective). Adapun contoh pemanfaatan siaran radio pendidikan yaitu program
pendidikan dan pelatihan guru SD melalui siaran radio pendidikan (Diklat SRP)
adalah sebuah diklat jarak jauh bagi guru SD dengan memanfaatkan siaran radio.
Tujuannya adalah untuk menigkatkan mutu pendidikan khususnya tingkat Sekolah
Dasar melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme guru.
2. Siaran Televisi Pendidikan Siaran televisi
(TV) merupakan media yang sangat ampuh (
a powerful medium) dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat secara
serempak. Siaran TV mempunyai daya jangkau yang luas dan mampu meniadakan batas
wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya masyarakat pemirsa. Selain
itu mempunyai potensi untuk penetrasi dalam mempengaruhi sikap, kreativitas,
motivasi, pandangan, gaya hidup, dan orientasi masyarakat. Dan siaran televisi
juga memiliki potensi untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan/pembelajaran.
Jadi, TV bisa juga diartikan sebagai salah satu bentuk sumber belajar dan
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan
demikian, media televisi adalah salah satu bentuk pendayagunaan teknologi
komunikasi. Kesimpulan dari penelitin ini adalah program radio dan televisi
pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum
pendidikan. Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom), Depdiknas
sesuai dengan tugas dan fungsinya merintis berdirinya stasiun telivisi
pendidikan. Pada tanggal 12 Oktober 2004 Mentri Pendidikan Nasional meluncurkan
pengembangan dan penyelenggaraan siaran Televisi edukesi (TVE). TVE merupakan
televisi yang mengkhususkan diri dalam penyiaran program-program pendidikan dan
pembelajaran untuk semua jenis, jenjang, dan jaluran pendidikan. Artinya materi
yang disiarkan TVE boleh dikatakan 100% bermuatan pendidikan dan pembelajaran.
C. Dampak Teknologi Komunikasi Setiap
teknologi, tentu mempunyai dampak. Dampak teknologi komunikasi dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu: dampak positif dan negatif.
1.
Dampak positif teknologi komunikasi
a.
Bidang ekonomi, memberi kemudahan dan kenyamanan bagi kelangsungan transaksi
bisnis sehigga mempunyai fungsi vital dalam gerak perekonomian dari hari ke
hari.
b.
Bidang pendidikan, memungkinkan seseorang dalam belajar tanpa terikat oleh
jarak dan waktu.
c.
Bidang politik, memelihara dan mempertahankan integritas serta aktivitas
pertahanan dan keamanan suatu bangsa.
2.
Dampak negatif teknologi komunikasi
a.
Terjadinya monopoli dan pengelolaan, penyediaan, dan pemanfaatan informasi.
b. Tidak meratanya distribusi informasi.
c. Kurangnya isi pesan yang edukatif.
d.
Terjadinya polusi informasi.
e.
Terjadinya invasi terhadap privasi.
f.
Timbulnya permasalahn dalam hak cipta
2.2 Pengertian Televisi
Televisi adalah sebuah media
telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran
gambar bergerak, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna,
biasanya dilengkapi oleh suara. "Televisi" juga dapat diartikan
sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata
"televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh")
dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga
televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak
jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini
mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal
disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
BAB III.
SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI
3.1 Sejarah
Televisi dan Perkembangan Televisi
Pada tahun 1873 seorang operator
telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia
menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan
menggunakan fotosel silenium (selenium photocell).
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan
lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul
Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal
lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis
Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem
dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh
sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran
maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung
hampa (Cathode Ray Tube).
Kotak televisi yang pertama dijual
pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi
utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan
dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan Video tape, cakram laser, DVD dan kini
cakram Blu-ray juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan
hasil rekaman.
Walaupun terdapat pula kegunaan
televisi yang lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun kegunaan yang
paling utama adalah penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio
ketika dibangun pada tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio
berkuasa tinggi untuk menyiarkan gelombang televisi ke penerima TV.
Penyiaran TV biasanya disebarkan
melalui pancaran radio dalam saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur
frekuensi 54-890 megahertz. Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara
stereo atau bunyi keliling di banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan
dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi kebelakangan ini perusahaan
siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.
Sebuah kotak televisi biasanya
terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya,
termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan
visual yang tanpa pemerina biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi.
Sebuah sistem televisi dapat memakai pelbagai penggunaan teknologi seperti
analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi
tinggi (HDTV). Sistem televisi
juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri,
dan petunjuk penggunaan senjata, di tempat-tempat yang biasanya atau terlalu
berbahaya untuk diperhatikan secara dekat.
Televisi amatir (ham TV atau ATV)
juga digunakan untuk kegiatan eksperimen, suka cita dan perhormatan oleh para
orang awam dibawah pengendalian radio amatir. Stasiun TV amatir pernah
digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial.
Dalam penemuan televisi, terdapat
banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun
badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke
tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar,
hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael
Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
·
1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang
digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik.
Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung
hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
·
1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim
gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik
dengan resolusi 18 garis.
·
1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria,
menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku
pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
·
1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan
ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar
bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung
·
1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan
Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity
yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
·
1907 - Campbell
Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda
untuk mengirim gambar.
·
1927 - Philo T
Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern
pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi
dasar kerja televisi.
·
1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan
tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang
dimiliki CRT.
·
1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna
dengan resolusi mencapai 343 garis
·
.1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD
sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
·
1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma
pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan
Larry Weber1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD
yang lebih praktis.
·
1968 - Layar
LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
·
1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai
merancang layar plasma berwarna.
·
1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil
menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu,
mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan
Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang
ringan.
·
1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan
teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
·
1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan
display pertama kali.
·
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya
proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma
yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan
investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
·
dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar
semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk
terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Memang benar banyak sebagian orang
mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi
yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak
dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau
dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan
orang pada umumnya.
3.2 Jenis –
jenis Televisi
a. Televisi Elektronik
Baik Farnsworth, maupun Zworykin,
bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara
komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan
siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama
mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran
sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat
sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya
berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai
delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu
nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.
b. Televisi RCA
Tipe TT5 1939, RCA dan
Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan
secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang
begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National
Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk
menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan
kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah
mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika
sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika
harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang
usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang
hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih
c. Televisi Berwarna
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu
membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem
mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS
yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus
menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar
dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka
dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna
dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC
membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
Berpuluh tahun kemudian hingga awal
milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular
digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi
televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti
tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan
besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi
semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki
era digital.
3.3
Jenis-jenis Display Televisi
1. Rear Projection TV (RPTV)
Cara kerja display rear projection
TV, sesuai namanya adalah memproyeksikan gambar dari belakang TV menuju
permukaan dalam dari layar depan TV. RPTV yang berbasis pixel memang membuatnya
tampil cukup tipis dengan kemampuan reproduksi gambar yang lebih baik. RPTV
berbasis pixel ini sebenarnya dapat dibedakan menjadi beberapa kategori antara
lain: Transmissive 3 LCD, LCOS, D-ILA, SXRD dan DLP.
·
Transmissive
3 LCD
Transmissive
3 LCD menggunakan 3 High–temperature Polysilicon (HTPS) TFT LCD. HTPS dikenal
memiliki pergerakan elektron yang lebih baik , berkat hal itu sistem proyeksi
transmissive 3LCD bisa mencapai rasio aperture tinggi dengan mudah, sehingga
dihasilkan display berluminansi tinggi.
Untuk sistem
optikalnya, transmissive 3 LCD menggunakan tiga panel transmissive HTPS . Panel
tersebut mengontrol transmisi cahaya melalui kristal cair. Selanjutnya, cermin
Dichroic, yang menyalurkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, memecah
cahaya dari lamu menjadi tiga warna primer (RGB). Cahaya dari setiap warna
kemudian akan melewati sebuah panel LCD sesuai warnanya. Sebuah prisma Dichroic
lalu akan mengkombinasi ulang cahaya tadi dan memproyeksikan ke layar menjadi
gambar berwarna.
Penggunaan
HTPS dengan rasio aperture tinggi memungkinkan sistem 3 LCD lebih efesien dalam
hal pencahayaan dan memiliki kemampuan mencapai tingkat brightness yang sangat
baik. Berkat alokasi satu LCD untuk setiap warna RGB maka dapat dicegah adanya
interferensi warna dan color breakup. Namun kelemahannya terletak kontras rasio
yang lebih rendah dibanding sistem RPTV yang lain.
·
Liquid
Crystal on Sillicon (LCoS)
Teknologi
display ini menggunakan panel LCD reflective. System LCoS lebih mudah
dikembangkan menjadi panel high definition dari pada system lainnya pada LCD
yakni 3LCD.
Konstruksi
LCoS dibuat dari layer kristal cair yang dijepit chip IC dan lembaran kaca.
Prinsip kerjanya, cahaya akan memasuki perangkat LCoS dan memantul pada
elektroda cermin. Sebuah lensa proyeksi kemudian akan menguatkan cahaya yang
terpantul dan memfokuskan gambar kelayar.
LCoS dapat
dibedakan menjadi: Sistem 3-LCoS untuk ketiga warna primer dan sistem
single-panel yang menggunakan parangkat LCoS dan sebuah color wheel.
Panel LCoS
memiliki rasio aperture yang lebih besar daripada panel LCD HTPS. Sehingga
panel ini dapat menghasilkan layar yang lebih terang dan lebih mudah
dikembangkan sebagai panel high definition. Namun saying, sistem optikal LCoS
memiliki struktur yang kompleks , menyebabkan biaya pembuatannya menjadi tinggi
·
Direct Drive Image Light Amplifier (D-ILA)
Teknologi
ini merupakan pengembangan dari system LCoS. Perbedaannya, D-ILA dibuat dengan
menyekat kristal cair diantara sebuah silikon single-crystal LSI dan pelat
kaca. Cahaya yang memasuki perangkat D-ILA kemudian dipantulkan pada elektroda
cermin. Sebuah lensa proyeksi selanjutnya akanmenguatkan pantulan cahaya tadi
dan memfokuskan gambar ke layar.
Keunggulan
D-ILA adalah : kontras rasionya tinggi, respon pixel cepat dan ketajaman gambar
bergerak bagus. Serupa dengan sistem LcoS, sistem optikal D-ILA juga tergolong
kompleks sehingga membutuhkan biaya pembuatan yang tinggi.
·
Silicon X-tal Reflective Dispaly (SXRD)
Seperti
halnya D-ILA, SXRD merupakan sama-sama varian dari LCoS. Keunggulan SXRD
terletak pada kontras rasio yang tinggi dan waktu respon yang cepat. Hal ini
membuatnya cocok sebagai panel high definition
·
Digital Light Processing (DLP)
Sebuah
teknologi yang menggunakan digital micromirror device (DMD) yang berukuran
sangat kecil sebagai alat utamanya. Ribuan kaca/mirror dalam DMD ini
merefleksikan cahaya kedalam screen/layar . masing-masing kaca tersebut dapat
meng-turn on dan turn off ribuan kali perdetik, maka teknologi inipun memiliki
keunggulan dalam menghasilkan 1024 bayangan abu-abu.
Pembentukan
gambar pada teknologi ini adalah dengan menggunakan chip DMD, bagian
permukaannya berisikan kaca microscopis yang masing-masing menghubungkan satu
pixel dalam sebuah gambar. Setiap kaca dapat di putar untuk merefleksikan
cahaya. Sedangkan untuk penambahan warna terjadi saat proses pembuatan gambar
melalui perputaran color wheel (menggunakan proyektor single chip) atau
proyektor tiga chip (red, green, blue). Color wheel di tempatkan diantara
sumber sinar dan chip DMD yang ketika dilewati sinar berwarna dan direfleksikan
pada kaca untuk menentukan tingkat kegelapan.
2. Plasma
Display (PDP)
PDP memiliki tipe self emitting
display, yaknii menggunakan cahaya yang dipancarkan dari pelepasan plasma.
Untuk menghasilkan hal tersebut dilakukan penyekatan dari sebuah pencampuran
gas diantara dua lembar kaca yang membawa elektroda pada permukaan interiornya.
Selanjutnya diaplikasikan fosfor R, G dan B pada permukaan pelat tadi. Ketika
voltase listrik dilewatkan diantara elektroda, maka dihasilkan sinar
ultraviolet yang meransang fosfor untuk memancarkan cahaya dan menciptakan
gambar di layar.
Sesuai karakteristiknya, self emitting display
memiliki kelebihan pada waktu respon pixel yang lebih pendek dibanding pada
display lain yang membutuhkan cahaya luar. Selain itu, PDP memiliki sudut
pandang (viewing angle) horisontal dan vertikal hingga lebih dari 170° . Juga
kontras rasionya yang lebih kuat dibanding dengan LCD (terutama di ruangan
gelap).
PDP membutuhkan dua elektroda
display untuk setiap sel discharge. Akibatnya, peningkatan jumlah pixel harus
diikuti dengan penurunan ukuran sel discharge. Sedangkan sebuah sel memiliki
batas minimum hingga ukuran tertentu ia bisa dikecilkan. Hal inilah yang
membatasi resolusi PDP, dan menjadi alasan kekalahan plasma untuk direproduksi
di ukuran layar yang kecil.
3. Liquid Crystal Display (LCD)
LCD terdiri dari sebuah panel yang
berupa sebuah layer tipis dari kristal cair dijepit diantara dua pelat kaca.
LCD tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Oleh karena itu LCD menggunakan
cahaya backlight sebagai sumber cahayanya. Sumber ini biasanya berupa sebuah
lampu dan sebuah mekanisme yang secara seragam menyebarkan cahaya.
Backlight ada dua macam: Backlight dengan pencahayaan
langsung ditempatkan di belakang panel LCD, dan backlight dengan pencahayaan
samping, yang beroperasi dari bagian sisi panel LCD.
TV LCD layar lebar umumnya
menggunakan metode backlight pencahayaan langsung plus beberapa cold cathode
flourescent lamp (CCFL) berdiameter kecil sebagai sumber cahaya . CCFL ini
memiliki umur pakai yang panjang.
Untuk penampil warna, LCD
menggunakan filter warna yang akan melewatkan warna (R), Hijau (G) dan biru
(B). Dsplay ini memiliki saturasi yang bagus dan kontras rasio yang baik pada
ruangan terang.
Umumnya LCD layar besar menggunakan
active-matrix TFT (Thin Film Transistor) untuk menggerakan display, dengan satu
perangkat TFT switching bagi setiap pixel.
Sistem active-matrix TFT memiliki kelebihan karena
crosstalk lebih rendah dan kontras rasio lebih besar pada pencahayaan terang
daripada tipe pasive-matrix. Keunggulan lain dari active matrix juga lebih
mampu menangani gambar high definition. Selain itu, proses pembuatan TFT LCD
konon lebih sederhana daripada pasive-matrik LCD sehingga biaya menjadi lebih
rendah.
3.4 Cara
Kerja Televisi
Televisi merupakan alat elektronika
yang sangat akrab dengan kita. Musik, film, gosip, dan berbagai berita dapat
kita lihat dengan tampilan gambar yang menarik. Televisi bekerja dengan cara
menerima gelombang elektromagnetik dan merubahnya menjadi energi akustik dan
cahaya yang bisa kita dengar dan lihat.
Layar televisi menampilkan gambar yang berasal dari
ribuan titik-titik kecil (pixel) yang ditembak dengan elektron yang berenergi
tinggi. Pixel warna(merah, hijau, biru) inilah yang dikombinasikan dan
ditampilkan di layar komputer dalam bentuk gambar seperti yang kita lihat.
Agar dapat bekerja dan menampilkan
gambar dari stasiun TV favoritmu, televisi terdiri dari bagian-bagian yang
saling menunjang agar bisa berfungsi. Secara garis besarnya bagian-bagian
televisi berupa Antena, Catu daya (power), Tunner, Rangkain detektor video,
Rangkain penguat video, dan Rangkain Audio.
1. Antena berfungsi untuk menangkap belombang
yang dipancarkan oleh stasiun televisi
2. Sinyal yang datang dialirkan menuju ke
colokan antena yang ada pada televisi
3. Sinyal yang datang membawa gelombang suara dan
gambar karena gelombang yang diterima antena tv lebih dari
satu macam (contoh gelombang stasiun RCTI, ANTV, GLOBAL TV, SCTV, TRANS 7,
dll). Sirkuit di dalam televisi memisahkan gelombang ini (berupa suara dan
gambar) sesuai dengan saluran tv yang kamu pilih kemudian diproses lebih
lanjut. Alat pemisah disebut Tunner
4. Sirkuit penembak elektron menggunakan sinyal gambar
ini untuk diproses ulang dengan bantuan kamera tv
5. Bagian ini menembakan tiga elektron (merah,
hijau dan biru) menuju tabung sinar katoda
6. Berkas elektron menerobos suatu cincin
elektromagnet. Elektron dapat dikendarai oleh magnit sebab mereka mempunyai
elektron negatif. Dan berkas elektron ini akan bergerak bolak-balik di layar
televisi
7. Berkas cahaya ini akan diarahkan ke layar yang
diberi bahan kimia berupa fosfor. Saat berkas elektron ini mengenai fosfor akan
menampilkan titik-titik warna merah, hijau dan biru. Yang tidak kena tetap
berwarna hitam. Kombinasi-kombinasi warna inilah yang menghasilkan gambar di
televisi
8. Gelombang suara akan diproses pada bagian ini untuk
menghilangkan berbagai gangguan
9. Sinyal suara yang sudah disaring dikeluarkan
melalui alat yang disebut speaker.
BAB IV
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP TELEVISI DAN INDUSTRI
PENYIARAN
Penemuan
televisi telah melalui serangkaian panjang eksperimen yang dilakukan para
ilmuwan. Secara spesifik, penemuan telivisi dimulai kerika
Philo
T. Farnsworth, ilmuwan asal
Utah,
Amerika Serikat, mengembangkan
televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang
image
dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
“Vladimir Kosma Zworykin
dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope.
Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Peter Goldmark
menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis pada tahun 1940.
Kemudian, sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD
sebagai tampilan dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.”
Pada tahun
1981,
Stasiun televisi Jepang,
NHK, mendemonstrasikan teknologi
HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Setelah puluhan tahun melakukan
penelitian, akhirnya pada tahun
1995,
proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma
yang lebih stabil dan cemerlang. Pada dekade
2000, masing-masing jenis
teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus
mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Dalam
perkembangannya, terdapat berbagai macam jenis televisi, yaitu.
Televisi digital
(Digital Television, DTV),
TV
Resolusi Tinggi (High Definition TV, HDTV),
Video
Resolusi Ultra Tinggi (Ultra High Definition Video, UHDV), dan
Direct
Broadcast Satellite TV (DBS). Adapula yang disebut dengan
Pay
Per View,
Televisi
internet,
TV Web
,
Video
atas-permintaan (Video on-demand, VOD) ,
Gambar-dalam-Gambar
(Picture-In-Picture, PiP),
Auto
channel preset,
Perekam
Video Digital,
DVD,
CableCARD,
Pemprosesan
Cahaya Digital (Digital Light Processing, DLP),
LCD dan
Plasma display TV Layar
Datar,
High-Definition
Multimedia Interface (HDMI), The
Broadcast
Flag, dan
Digital
Rights Management (DRM).
Hingga saat
ini terdapat tidak kurang dari 70 stasiun televisi yang tersebar di berbagai
Negara. Stasiun-stasiun televisi tersebut antara lain adalah CNN dan MTV
(Amerika Serikat), Telefe (Argentina), TVRI (Indonesia), BBC (Inggris), TV
Asahi dan Nippon TV (Jepang), TV5 (Perancis), dan TV3 (Malaysia).
Perkembangan Siaran
TV di Indonesia
Televisi
mulai diperkenalkan pada masyarakat umum sejak 1930-an di Amerika Serikat,
Inggris, dan Rusia. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan kegiatan penyempurnaan
televisi siaran terhambat. Kegiatan ini baru dilanjutkan kembali dan televisi
siaran kembali dimunculkan kepada umum setelah perang berakhir.
Komunikasi
melalui televisi berkembang ke seluruh dunia. Negara-negara yang baru merdeka
pada waktu itu pun mengoperasikan televisi siaran sebagai teknologi mutakhir.
Untuk kawasan ASEAN sendiri, Negara yang paling awal menyelenggarakan televisi
siaran adalah Philipina. Penyelenggaraan televisi siaran ini kemudian diikuti
oleh Negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Di Indonesia,
kegiatan penyiaran melalui televisi dimulai pada tahun 1962. Penyelenggaraan televisi
siaran tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya Asian Games IV yang
dilaksanakan di Senayan, Jakarta. Bertepatan dengan itu pula Televisi Republik
Indonesia ditetapkan sebagai station call hingga saat ini. Hari
pembukaan Asian Games IV ini yang jatuh pada tanggal 14 Agustus kemudian
diperingati sebagai hari jadi TVRI.
Penggunaan
Satelit Palapa untuk siaran televisi dan telekomunikasi diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1976. Oleh karenanya, siaran televisi
dapat menjangkau hampir seluruh masyarakat di Indonesia hingga sekarang ini.
Sejak awal tahun 1989, di Indonesia mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi
selain TVRI yang bersifat komersial. Stasiun televisi komersial yang pertama
berdiri adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemunculan RCTI ini
kemudian disusul oleh munculnya Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi
Pendidikan Indonesia (TPI), dan Andalas Televisi (ANteve).
Hingga saat
ini, terdapat begitu banyak stasiun televisi komersial di Indonesia, baik yang
berskala nasional maupun lokal. Ada sebelas stasiun televisi nasional yang ada
di Indonesia, yaitu
Cakrawala
Andalas Televisi (antv),
Global
TV (GTV),
Indosiar Visual
Mandiri (Indosiar),
MetroTV,
Rajawali Citra Televisi Indonesia
(RCTI),
Surya Citra Televisi
(SCTV),
Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI),
Televisi
Transformasi Indonesia (Trans TV),
Trans 7,
Televisi
Republik Indonesia (TVRI). Adapun televisi khusus yang berskala nasional,
yaitu
Televisi Edukasi (TV E),
SWARA Channel, dan
Qtv Network. Di Indonesia
juga terdapat lebih dari 100 stasiun televisi lokal yang tersebar hampir di
seluruh provinsi dan daerah, diantaranya RBTV dan Jogja TV (Yogyakarta), Deli
TV (Sumatera Utara), Sriwijaya TV (Palembang), Spacetoon & Elshinta TV
(Jakarta), Bali TV (Bali) serta TVKU dan TV Borobudur (Semarang).
·
Dampak Sosial Siaran TV
Tayangan
televisi sudah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat (di Indonesia dan di
dunia). Karakteristik yang dimilikinya membuat televisi menjadi sesuatu media
yang mudah dinikmati oleh semua kalangan, sekalipun seseorang memiliki
keterbatasan indera. Televisi dapat dinikmati oleh orang yang buta huruf, tuna
rungu (dengan hanya melihat gambar), bahkan tuna netra sekalipun (hanya
mendengar suaranya).
Televisi saat
ini sudah bukan merupakan barang mewah dan bukan lagi sebuah kemajuan teknologi
yang membuat orang takjub. Televisi sudah menjadi konsumsi masyarakat luas,
baik di kalangan atas, menengah, hingga bawah sekalipun. Di samping itu,
televisi dapat menjadi suatu media yang bersifat adaptif. Misalnya,
program-programnya sangat Islami saat bulan Ramadhan tiba dan sangat Kristiani
saat Natal tiba.
Kemajuan
teknologi televisi dan program-programnya tidak dapat dipungkiri juga membawa
dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
besarnya jumlah masyarakat yang mengkonsumsi televisi sebagai media yang
terbilang sangat besar. Televisi menyajikan segala sesuatu yang menarik
perhatian pemirsanya. Segala jenis program dengan berbagai segmen terdapat di
dalamnya. Dari tayangan berbau mistik/takhayul dan kekerasan, tayangan religi,
berita, program anak, hingga tayangan bagi orang dewasa yang berbau pornografi
(walaupun sudah disensor) termuat dalam siaran televisi.
Beberapa
pengamat televisi menganggap bahwa program-program yang ditayangkan saat ini
sudah melampaui batas. Oleh karenanya, diperlukan perhatian dan kontrol yang
serius, baik dari pemerintah, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), maupun dari
masyarakat itu sendiri.
Selain patut
untuk disyukuri, kemajuan teknologi yang ada (dalam konteks ini televisi) juga
harus diwaspadai. Kemudahan mendapatkan informasi, hiburan, dan
kemudahan-kemudahan lain yang ditawarkan oleh televisi dapat membantu kita
untuk membuka wawasan dan mengenal dunia lebuh luas lagi. Akan tetapi, jika
masyarakat (pemirsa) tidak memiliki filter yang kuat dalam menerima terpaan
media televisi ini maka tidak tertutup kemungkinan bahwa nilai-nilai negatif
juga dapat terserap dan dampak yang paling memprihatinkan adalah terjadinya
degradasi moral.
Sebagai
contoh dampak tayangan televisi terhadap masyarakat (Indonesia) adalah dari
segi gaya hidup (lifestyle). Seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan
tokoh-tokoh atau gaya hidup orang barat, misalnya tampak pada pakaian yang
digunakan. Banyaknya tayangan yang mengarah pada upaya persuasif pada
masyarakat juga mempengaruhi masyarakat untuk semakin konsumtif.
Namun, tidak
semua program yang ditayangkan oleh televisi berdampak negatif bagi masyarakat.
Televisi pun mempunyai pengaruh baik bagi masyarakat. Televisi membuka
pemahaman mengenai informasi baru, biasanya terdapat dalam program-program
berita (politik, wisata, kuliner, dsb). Televisi juga bertindak pendorong
anak-anak untuk belajar acara edukasi dan dapat mengajarkan pada anak tentang
nilai-nilai yang penting serta pelajaran mengenai kehidupan nyata.
Dari penjelasan
di atas, kita dapat mengetahui berbagai dampak yang ditimbukan oleh tayangan
televisi. Positif atau negatif, baik atau buruknya dampak televisi bergantung
pada bagaimana masyarakat menyikapinya. Hal yang diperlukan adalah kontrol dan
perhatian yang serius dari seluruh pihak. Orang tua juga harus berperan aktif
dalam mengontrol anak-anaknya saat menyaksikan tayangan televisi. Seperti
kasus-kasus yang terjadi beberapa waktu lalu, ketika banyak anak yang terluka
bahkan diantaranya meninggal dunia karena melakukan tindakan kekerasan seperti
yang mereka lihat di televisi, selain menuntut pihak-pihak tertentu, orang tua
hendaknya juga melakukan introspeksi diri menganai pengawasan yang mereka
berikan pada anak-anak mereka.
Kendatipun kemajuan teknologi televisi dan
teknologi-teknologi lain di bidang media hingga saat ini sangat luar biasa,
tetapi suatu media tidak dapat menggantikan posisi media lainnya. Hal ini
dikarenakan setiap media memiliki karakteristiknya masing-masing yang berbada
dari media lainnya. Karakteristik media inilah yang kemudian berpengaruh
terhadap preferensi masyarakat dalam memilih media sesuai keinginannya.
Teknologi
mempunyai peran yang besar dalam kehidupan manusia, terutama untuk saling
berkomunikasi baik secara langsung ataupun tidak langsung.Teknologi komunikasi
merupakan suatu perangkat keras, nilai-nilai sosial, atau organisasi yang
digunakan individu untuk menyampaikan pesan, mengumpulkan informasi, dan saling
bertukar ilmu dalam lingkup tertentu. Teknologi komunikasi dapat mempengaruhi
perilaku manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh ini dapat
memberikan suatu yang positif seperti halnya mempermudah individu untuk
menyampaikan suatu pesan atau justru sebaliknya, individu dapat memanfaatkan
teknologi komunikasi ini untuk suatu hal yang negatif seperti halnya copyright,
pelecehan, pencemaran nama baik dan sebagainya.
Khusus pada
televisi, pada saat ini televisi dapat digolongkan dalam suatu kebutuhan yang
primer. Kebanyakan masyarakat saat ini menganggap televisi bukan media hiburan
semata akan tetepi sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan yang primer.
Mengingat televisi pada beberapa puluhan tahun yang lalu digunakan sebagai
perangkat komunikasi yang langka dan hanya beberapa kalangan yang sanggup
memilikinya. Jauh berbeda dengan era globalisasi saat ini. Fungsi televisi yang
semula hanya sebagai alat komunikasi banyak berubah dan memberi pengaruh yang
besar terhadap penontonnya.
Televisi saat
ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari orang. Untuk
mendapatkan televisi tidak lagi sesusah zaman dahulu dimana perangkat
komunikasi ini adalah barang yang langka dan hanya kalangan tertentu yang
sanggup memilikinya. Saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90 persen
penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi
konsumsi kalangan dan umur tertentu saat ini bisa dinikmati dan sangat mudah
dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran televisi akan
memanjakan orang-orang pada saat-saat luang seperti saat liburan, sehabis
bekerja bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan
diri untuk menonton televisi. Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat
orang tersanjung untuk meluangkan waktunya duduk di depan televisi. Namun
dibalik itu semua dengan dan tanpa disadari televisi telah memberikan banyak
pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun orang dewasa.
Kita harus berhati-hati sebab televisi selain bisa menjadi teman yang baik bisa
juga menjadi musuh yang menghanyutkan.
Televisi
hadir sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar manusia.
Banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi pada masyarakat abad kedua puluh
dengan datangnya media masa televisi.
Pada dasarnya
fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada
pemirsanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan
hiburan. Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan
gagasan lebih cepat. Dengan adanya media televisi dunia kelihatan semakin kecil
dari sebelumnya. Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi
yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia. Berita-berita aktual bisa
langsung disebarkan ke berbagai pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi,
penyakit menular, kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi di
belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-juta orang. Media
televisi telah bisa menyatukan hati semua orang melalui informasi yang
diberikan
4.1 TELEVISI INTERNET MERUPAKAN PENGARUH DARI
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Televisi Internet (juga dikenal
dengan Televisi daring (TV Online) adalah situs yang memiliki
tayangan video yang terkonsep, selalu diperbaharui terus-menerus, tidak statis,
mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan bisa
diakses oleh publik secara bebas, dengan berbagai macam bentuk
pendistribusiannya. Untuk dapat mengaksesnya, kita hanya perlu menguhubungkan
ke komputer pribadi
kita dengan koneksi Internet broadband
berlangganan. Televisi Internet sering juga disebut dengan sebutan Television
on the Desktop (TOD), TV over IP
(Television over Internet Protocol) atau Televisi Protokol Internet,
Vlog,
dan juga Vodcast.
Televisi Internet berbeda dengan televisi
konvensional biasa. Kedua-duanya memang menayangkan banyak acara yang serupa,
tapi televisi Internet lebih beragam dibandingkan stasiun
televisi lokal yang biasa kita tonton di rumah ataupun Televisi
kabel berlangganan. Televisi Internet ini bisa disiarkan
secara pribadi oleh para pengguna Internet atau bisa juga oleh sekelompok orang
atau perusahaan televisi
besar yang juga punya layanan televisi online di Internet.
Mivo TV merupakan layanan TV Online
Indonesia yang memungkinkan konsumen media elektronik untuk bisa tetap memantau acara TV Favorite
meskipun tidak berada di depan televisi. Cukup dengan komputer yang terhubung
dengan internet. Beberapa Channel yang bisa dinikmati dari layanan Mivo TV ini
adalah TransTV, Trans7, Indosiar, TVOne dan ANTV. Dan tentunya chanel Mivo TV
itu sendiri.
4.2 JENIS- JENIS TELEVISI INTERNET
·
Vlog
Sebutan untuk
video web logging. Semacam
blog, tapi media ini
menyampaikan informasi lebih menggunakan
video. Siaran
televisi
online
jenis ini dapat memudahkan penontonnya untuk dapat fleksibel memilih acara
televisi kapanpun dan dimanapun yang ia inginkan. Jenis televisi
online ini banyak
ditemukan dalam
blog-
blog pribadi.
·
Vodcast
atau video podcast
Ini digunakan
untuk menyebut siaran
video on demand, siaran televisi yang disiarkan
lewat jalur
RSS atau
Atom. Jika ada tayangan
yang menarik, tayangan tersebut dapat diunduh dalam bentuk arsip atau langsung
dilihat dalam bentuk
streaming.
Vodcast ini kemudian akan
disisipkan dengan teknologi
broadcatching. Setelah itu,
para pengguna Internet bisa dengan mudah mengunduh berbagai macam siaran
televisi yang tersedia di
RSS
syndication.
·
Lifecasting
Ini merupakan
salah satu siaran
video
streaming mengenai seseorang
atau suatu objek dengan media digital. Umumnya
lifecasting disiarkan melalui
media Internet, yang ditayangkan secara langsung dan terus-menerus. Konsep seperti
ini juga sering digunakan dalam
televisi lokal biasa di rumah-rumah. Salah satu website yang
memudahkan para pengguna Internet untuk membuat televisi
online jenis ini
adalah
Ustream.tv
Di bawah ini
merupakan gambar- gambar televisi dari zaman dahulu hingga sekarang, akibat
perkembangan teknologi :
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan bahasan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Televisi ditemukan pada tahun 1884.
oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman.
b. Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun
1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah,
perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita. Sejak
1970-an, kemunculan Video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray juga
menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.
c. Ada 3 jenis televisi, yaitu :
1. Televisi
Elektronik
2. Televisi
RCA
3. Televisi Berwarna
d. Dan ada 3 jenis tmpilan televisi,
yaitu :
1. Rear Projection TV
(RPTV)
1.a. Transmissive 3 LCD
1.b. Liquid Crystal on Sillicon (LCoS)
1.c. Direct Drive Image Light Amplifier (D-ILA)
1.d. Silicon X-tal Reflective Dispaly (SXRD)
2. Plasma Display (PDP)
3. Liquid Crystal Display (LCD)
e. Televisi bekerja dengan cara
menerima gelombang elektromagnetik dan merubahnya menjadi energi akustik dan
cahaya yang bisa kita dengar dan lihat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kuswanto, Lia, dkk. 2006. Mahir
Berkomputer
Nugraha,Aries Setya. 2004. Teknologi
Informasi dan Kumunikasi
Zulkarimein, Nasution. Perkembangan teknologi komunikasi.
Jakarta : Universitas Terbuka, hal. 1.17
Website :
www.google.com
http://mirianto.com/articles/sejarah-televisi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
http://ajidedim.com/index.php/sains-teknologi/konsep-teknologi/137-pengertian-teknologi
http://lanibin.millahibrahim.net/?p=299