Senin, 11 Juni 2012

Makalah Bagaimana Mesin Cetak Mempercepat Peradaban


MAKALAH
PERAN MESIN CETAK DALAM MEMPERCEPAT
 PERKEMBANGAN PERADABAN
Tugas ini Diajukkan untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester
Pada Mata Kuliah Perkembangan Teknologi dan Komunikasi

Disusun oleh:
 Ahmad Fauzi   
1209406002      
Humas A / VI



JURUSAN HUMAS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
 BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak masa Adam dan Hawa.Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemapuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan tentang hal itu. Hanya saja diperkirakan bahwa kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain secara lisan adalah peristiwa yang berlangsung secara mendadak. Everett M. Rogers menilai peristiwa ini sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu mengutarakan pikirannya secara tertulis.
Usaha-usaha untuk manusia berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk kehidupan mereka di masa lalu. Pendirian tempat-tempat pemukiman di daerah aliran sungai dan tepi pantai, diplih untuk memudahkan mereka dapat berkomunikasi dengan dunia luar menggunakan perahu, rakit, dan sampan. Pemukul gong di Romawi dan pembakar api yang mengepulkan asap di Cina adalah simbol-simbol komunikasi yang dilakukan oleh para serdadu di medan perang. Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan lebih banyak gerak-gerik, sikap tubuh dan mimik, tetapi perumusan pesan itu sendiri lebih dimungkinkan oleh adanya bahasa dan lambang-lambang yang dapat dipahami bersama.
Bagaimanakah perkembangan teknologi dan komunikasi berperan dalam proses perkembangan peradaban? Dalam makalah yang berjudul “Peran Mesin Cetak dalam Mempercepat Perkembangan Peradaban” ini akan di bahas mengenai peranan mesin cetak sebagai awal paradigma teknologi modern dalam mempercepat arus perkembangan peradaban manusia .






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penemuan Mesin Cetak
Penemu Mesin Cetak pertama kali adalah Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (sekitar 1398 – 3 Februari 1468) adalah seorang pandai logam dan pencipta berkebangsaan Jerman yang memperoleh ketenaran berkat sumbangannya bagi teknologi percetakan pada tahun 1450-an, termasuk aloy logam huruf (type metal) dan tinta berbasis-minyak, cetakan untuk mencetak huruf secara tepat, dan sejenis mesin cetak baru yang berdasarkan pencetak yang digunakan dalam membuat anggur.
Tradisi menamainya sebagi pencipta movable type di Eropa, suatu perbaikan sistem pencetakan blok yang sudah digunakan di wilayah tersebut. Dengan mengombinasikan unsur-unsur ini dalam suatu sistem produksi, ia memungkinkan terjadinya pencetakan materi tertulis secara cepat, serta terjadinya ledakan informasi di Eropa Renaisans.
Gutenberg berasal dari sebuah keluarga bangsawan dan menerima latihan awal sebagai seorang tukang emas. Pada tahun 1428, disebabkan oleh politik, dia pindah ke Strasbourg dan tinggal di sana selama 20 tahun.
Nama penuhnya adalah Johanes Gensfleisch Gutenberg. Beliau dilahirkan di Mainz, Germany pada 1397. Beliau berasal daripada satu keluarga bangsawan dan menerima latihan awal sebagai seorang tukang emas. Pada tahun 1428, disebabkan oleh politik, beliau berpindah ke bandar Strasbourg dan tinggal di sana selama 20 tahun. Di Strasbourg, beliau menyarai hidupnya dengan membuat barangan logam. Gutenberg menghasilkan hiasan kecil bercermin untuk dijual kepada pelawat ugama Kristian. Dia kemudiannya pulang ke Mainz dan bekerja sebagai seorang tukang emas.
Idea Gutenberg yang terpenting tercetus ketika dia bekerja sebagai tukang emas di Mainz. Dia mendapat buah fikiran untuk menghasilkan surat pengampunan dengan membentuk cop huruf untuk mencetak surat pengampunan dengan banyak agar dia boleh mendapat banyak wang untuk membayar hutang-hutangnya ketika dia bekerja sebagai tukang logam dahulu. Pada masa itu buku dan surat ditulis dengan tulisan skrip gotik dengan tangan dan mengandungi banyak kesalahan ketika penyalinan serta lambat.
Oleh itu, Gutenbert mula membuat acuan huruf logam dengan menggunakan timah hitam untuk membentuk huruf skrip gotik. Pada permulaannya Gutenberg terpaksa menghasilkan hampir 300 bentuk huruf untuk meniru bentuk tulisan tangan yang bersambung-sambung. Setelah itu Gutenberg mereka mesin cetak yang bergerak untuk mencetak. Mesin cetak bergerak inilah sumbangan terbesar Gutenberg. Setelah menyempurnakan mesin cetak bergeraknya, Gutenberg mula mencetak beribu-ribu surat pengampunan yang disalah gunakan oleh Gereja Katolik untuk mendapatkan wang. Penyalah-gunaan ini merupakan punca timbulnya bantahan daripada sesetengah pihak seperti Martin Luther.
Pada tahun 1452, Gutenberg mendapatkan pinjaman wang daripada Johann Fust untuk memulakan projek pencetakan biblenya yang terkenal. Bagaimanapun Gutenberg telah dipecat daripada menguruskan pencetakan Bibal itu sebelum ianya disiapkan sepenuhnya disebabkan Gutenberg dituduh mencetak surat pengampunan, kalender dan buku bacaan ringan sebagai aktiviti sampingan. Bagaimanapun Bible yang terhasil masih dikenali sebagai Bible Gutenberg yang mengandungi 42 baris setiap muka disiapkan pada 15 August 1456 dan dianggap sebagai buku bercetak tertua di dunia barat.
Karya Johannes Gutenberg dalam mesin cetak di mulai sekitar 1436 ketika dia sedang bekerja sama dengan Andreas Dritzehan, seseorang yang pernah dibimbing oleh Gutenberg dalam pemotongan batu permata, dan Andreas Heilmann, pemilik pabrik kertas. Tetapi rekor resmi itu baru muncul pada tahun 1439 ketika ada gugatan hukum melawan Gutenberg; saksi-saksi yang ada membicarakan mengenai cetakan Gutenberg, inventaris logam (termasuk timah), dan cetakan ketikannya. Masyarakat di Eropa pada saat itu juga sedang mengembangkan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan, termasuk pandai emas Procopius Waldfoghel dari Perancis dan Laurens Janszoon Coster dari Belanda. Tetapi, mereka tidak dikenal karena telah menyumbang kemajuan spesifik kepada mesin cetak.
Gutenberg adalah orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan antimon yang kritis untuk menghasilkan cetakan tahan lama yang menghasilkan buku cetak bermutu tinggi dan terbukti menjadi lebih cocok untuk percetakan daripada cetakan tanah liat, kayu atau perunggu yang diciptakan di Asia Timur. Hal ini merupakan sebuah pengetahuan yang didapatnya pada saat Gutenberg bekerja untuk seorang pandai emas professional. Untuk membuat cetakan timbal ini, Gutenberg menggunakan sesuatu yang membuat penemuannya dipertimbangkan sebagai penemuan yang paling cerdik, matriks istimewa memungkinkan pembentukan cetakan baru yang cepat dan tepat dari kerangka yang seragam.
Gutenberg juga diakui karena memperkenalkan tinta berbasis minyak yang lebih tahan lama dibandingkan tinta berbasis air yang dulu dipergunakan. Sebagai bahan percetakan dia menggunakan naskah yang terbuat dari kulit binatang dan kertas, yang terakhir diperkenalkan di Eropa dari Cina dengan menggunakan cara orang Arab beberapa abad yang lalu.Di dalam kitabnya, Gutenberg membuat percobaan terhadap percetakan berwarna untuk beberapa bagian awal halaman, tersedia hanya dalam beberapa salinan. Karya baru-barunya, The Mainz Psalter yang dikeluarkan pada tahun 1453, sepertinya di disain oleh Gutenberg tetapi diterbitkan di bawah terbitan penggantinya, Johann Fust dan Peter Schöffer, menggunakan huruf cetak awal berwarna merah dan biru yang rumit. Majalah Life menganggap Mesin Cetak adalah penemuan yang paling luar biasa pada 1000 tahun terakhir. Penting untuk disadari bahwa abjad mungkin merupakan kunci keberhasilan mesin cetak.
2.2 Hubungan Manusia dan Peradaban
PENGERTIAN MANUSIA
1.Menurut Sokrates, Manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
2.Menurut Nicolaus dan Sudiarja, Manusia itu bhineka tetapi tunggal. Bhineka karena terdiri dari jasmani dan rohani akan tetapi satu karena jasmani dan rohani terdapat dalam satu jasad.
3.Menurut Omar Muhammad, Manusia adalah makhluk yang paling mulia karena dapat berpikir. Manusia itu memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal dan ruh.
PENGERTIAN PERADABAN
1.Menurut Oswalg Spengl, Peradaban adalah kebudayaan yang mengalami perubahan dan menekankan pada kesejahteraan fisik dan material.
2.Menurut Anne Ahira, Peradaban adalah kebudayaan yang mengalami kemajuan yang tinggi.
3.Menurut KBBI, Peradaban adalah kemajuan yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dana kebudayaan suatu bangsa.

PERJALANAN PERADABAN
Perkembangan peradaban akan selalu menimbulkan benturan, ini adalah pandangan dari abang Huntington. Ia menyebutnya sebagai Clash Civilization. Perkembangan peradaban akan selalu seiring dengan timbulnya benturan-benturan seperti peradaban barat dan peradaban timur.
HUBUNGAN MANUSIA DAN PERADABAN
Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Hal itulah kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai peradaban. Contoh : zaman dahulu, manusia menanam karet dan hanya menunggu hasil berdasarkan kemampuan alam untuk memproduksi. Tetapi sekarang tidak lagi karena ada perkembangan seperti pupuk, dan itu akan menumbuhkan karet dengan cepat.
2.3 Teknologi dan Peradaban
Teknologi adalah sebuah terminologi yang berasal dari Barat/Yunani, yaitu “technology”. Dia merupakan penerapan atau implementasi dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini antara lain untuk pemecahan suatu masalah (problem solving), untuk menghasilkan suatu produk, dan sebagainya.
Namun seiring dengan awal perkembangan teknologi yang berasal dari Barat, maka seringkali teknologi dikaitkan dengan ide-ide “kebarat-baratan” atau “Western”, seperti Demokrasi, Freedom, Free market ekonomi, pergaulan bebas, dan sebagainya. Contoh tidak perlu jauh-jauh, misalnya komputer atau internet. Kedua perkembangan teknologi ini seringkali ‘ditunggani’ dengan ide kebarat-baratan tersebut. Sebagaimana kita ketahui, salah satu hal yang turut “mendukung” perkembangan internet adalah pornografi. Pornografi sendiri merupakan hasil budaya permisif dari Barat yang menghalalkan penampakan aurat dan perbuatan zina. Maka ketika internet masuk ke Indonesia, seolah-olah budaya pornografi tersebut “harus” turut masuk ke Indonesia.
Contoh lain misalnya televisi, di mana televisi seringkali memuat pesan-pesan hegemoni Barat. Pesan-pesan hegemoni Barat tersebut dapat kita rasakan melalui tayangan-tayangan film atau iklan. Film yang menyampaikan “pesan” hegemoni barat tidak melulu film Barat, tapi juga film produk dalam negeri yang muatannya bahkan lebih barat dari orang barat. Dan tidak sedikit dari film dalam negeri tersebut yang merupakan jiplakan total dari ide barat.
Dari sini, saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa, kita kebanyakan sulit membedakan antara teknologi dan peradaban. Atau bisa jadi yang terjadi bukanlah sulit membedakan, tapi kita tidak sadar ketika menikmati teknologi itu sekaligus kita juga menikmati peradaban Barat. Padahal kita tahu, itu bukanlah identitas kita, itu bukanlah tuntutan bagi seorang muslim.
Teknologi dan peradaban seringkali dijadikan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seakan-akan teknologi yang berasal dari Barat tidak bisa dipsiahkan dengan peradaban Barat itu sendiri. Maksudnya, ketika kita menerima sebuah teknologi, seringkali kita merasa tidak bisa menerimanya tanpa menerima nilai-nilai peradaban barat di dalamnya. Padahal teknologi dan peradaban adalah dua hal yang terpisah. Kita perlu membedakan antara teknologi yang diciptakan oleh para ahlinya dengan peradaban barat itu sendiri.
Peradaban barat berarti demokrasi, liberalisasi wanita, kebebasan tanpa batas, kapitalisme, kejahiliyahan, dan sebagainya. Semuanya itu adalah nilai-nilai muatan, cara hidup, atau way of life yang dimiliki oleh peradaban barat. Sedangkan teknologi adalah suatu hal yang lain lagi (sudah di bahas di atas).
Teknologi adalah suatu hal yang bebas nilai, ia hanyalah sebagai alat sebagai media. Muatan atau nilai yang terkandung di dalamnya tergantung dari siapa yang ada di balik teknologi tersebut. Manakala teknologi dipegang oleh kebathilan, maka tidak heran jika sering menjadi suatu hal yang merusak dan menghancurkan. Bahkan tidak mungkin, teknologi itu akan meruntuhkan peradaban barat itu sendiri, atau sebaliknya. Tapi manakala teknologi itu dikendalikan oleh al hag (kebenaran), maka insya Allah dia akan menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam. Di sini saya juga ingin mengatakan bahwa ukuran sebuah negara maju jangan semata-mata hanya dilihat dari perkembangan teknologinya. Selain dilihat dari perkembangan teknologi, juga harus dilihat dari nilai-nilai yang dimiliki oleh negara tersebut.
Seharusnya kita juga sudah bisa menilai apakah saat ini kita sedang dalam proses modernisasi ataukah westernisasi. Kita bisa runut beberapa bentuk sikap penerimaan ummat terhadap perkembangan teknologi. Ada beberapa sikap yang ditampakkan oleh manusia ketika menghadapi teknologi, yaitu:
  1. Menerima secara totalitas (tanpa filterisasi)
  2. Menerima dengan filterisasi
  3. Menolak mentah-mentah
Dari ketiga sikap di atas, ada dua kutub ekstrim sikap penerima, yang satu menerima secara membabi buta (totalitas), dan yang satu lagi menolak mentah-mentah. Bagi yang menerimanya secara totalitas, maka dia berarti juga menerima nilai-nilai peradaban barat. Sehingga tanpa sadar orang ini menjadi agen-agen penyebaran nilai-nilai barat. Orang ini tidak bisa membedakan antara teknologi dengan nilai-nilai peradaban. Atau bisa jadi orang ini mengerti akan perbedaannya, namun menderita penyakit inferior atau minder, sehingga “rela” (jika tidak ingin dikatakan terpaksa) menerima nilai-nilai peradaban barat dan turut menyebarkannya.
Sedangkan bagi yang menolaknya secara mentah-mentah, maka ini adalah model sikap yang tertutup. Mungkin orang ini memiliki idealitas, tapi sayangnya dia tidak mau menerima realitas. Padahal ilmu (hikmah) itu adalah hak setiap muslim, di mana saja ia menjumpainya, maka di sanalah dia berhak untuk mengambilnya. Dan Islam memberi kebebasan dan tidak mengekang akal dalam hal memikirkan fenomena alam, meningkatkan martabat ilmu dan ahlinya, serta ramah terhadap setiap orang yang mampu menyumbangkan kebaikan dan faedah. Sehingga, sikap yang baik adalah dengan memilah-milah terlebih dahulu, manakah yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang kita yakini dan mana yang tidak.
Apabila seorang ilmuwan, engineer, mahasiswa, dan seterusnya, berpegang teguh ajaran agama, maka teknologi yang dihasilkan niscaya berguna untuk semesta alam. Karena teknologi yang dihasilkan juga diiringi dengan muatan-matan Rabbani yang mensejahterakan ummat manusia, menjunjung tinggi nilai keadilan, dan bersahabat dengan lingkungan. Oleh karena itu, marilah kita tanamkan dalam diri kita keimanan yang mantap, lalu beramal mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut untuk mengembangkan teknologi yang rahmatan lil’alamin. Dengan demikian, antara teknologi dan peradaban dapat saling mendukung satu sama lain. Perkembangan teknologi mendukung perkembangan peradaban, demikian juga sebaliknya.


2.4 Penemuan Mesin Cetak Mempercepat Perkembangan Peradaban
Mesin Cetak yang ditemukan Gutenberg adalah mengembangkan metode pertama penggunaan huruf cetak yang bergerak dan mesin cetak dalam bentuk begitu rupa sehingga berbagai macam materi tulisan dapat dicetak dengan cepat dan tepat.
Tak ada penemuan yang terdetik dari pemikiran seseorang, tidak juga mesin cetak. Segel dan bulatan segel yang pengerjaannya menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina berabad-abad sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun 868 M sebuah buku cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Proses serupa juga sudah dikenal orang di Eropa sebelum Gutenberg. Cetak blok memungkinkan pencetakan banyak eksemplar buku tertentu. Proses ini punya satu kelemahan: karena satu set baru serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat untuk sebuah buku, dengan sendirinya tidaklah praktis untuk mencetak berbagai macam buku.
Sering disebut orang sumbangan terpenting Gutenberg adalah penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa bergerak. Dalam perkara ini pun hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar pertengahan abad ke-11 M oleh seorang bernama Pi Sheng. Huruf-huruf cetak aslinya terbuat dari semacam tanah yang tidak bisa tahan lama. Sementara itu beberapa orang Cina dan Korea sudah melakukan serentetan penyempurnaan dan berhasil baik sebelum Gutenberg. Orang-orang Korea menggunakan huruf cetak metal, dan pemerintah Korea membantu sebuah pabrik peleburan untuk memproduksi huruf cetak di awal abad ke-15 M. Lepas dari semua ini, keliru juga jika menganggap Pi Sheng seorang yang punya pengaruh spesial. Pada tingkat pertama, Eropa tidak belajar huruf cetak bergerak dari Cina melainkan atas kreasinya sendiri. Kedua, mencetak dengan cara huruf cetak bergerak belum pernah digunakan secara umum di Cina sendiri sampai baru-baru ini saja tatkala prosedur percetakan modern mereka pelajari dari Barat.
Ada empat komponen esensial cara percetakan modern. Pertama, huruf cetak yang bergerak, berikut beberapa prosedur penyetelan dan peletakan huruf-huruf yang mapan. Kedua, mesin cetak itu sendiri. Ketiga, tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan. Keempat, bahan semisal kertas untuk mencetaknya. Kertas telah diketemukan di Cina bertahun sebelum mesin cetak oleh Ts’ai Lun dan penggunaannya telah tersebar luas di Eropa sebelum jaman Gutenberg. Itulah unsur satu-satunya dari proses cetak Gutenberg yang sudah siap jadi. Meskipun orang lain pernah melakukan macam-macam pekerjaan terhadap tiap-tiap komponen itu, namun Gutenberg telah berhasil melakukan macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia mengembangkan metal logam campuran untuk huruf cetak; menuangkan cairan logam untuk huruf cetak blok secara tepat dan teliti; minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk mencetak.
Tetapi, sumbangan pikiran Gutenberg secara keseluruhan lebih besar dari siapa pun juga dalam hal penyempurnaan mesin cetak. Arti pentingnya terutama terletak pada keberhasilannya menggabungkan semua unsur mesin cetak menjadi suatu sistem yang efektif dan produktif. Karena itu mesin cetak, berbeda dengan penemuan-penemuan lain sebelumnya, merupakan proses produksi besar-besaran yang utama. Sepucuk bedil dengan sendirinya jauh lebih efektif ketimbang sebuah busur dan anak panah. Sebuah buku hasil cetakan tak banyak beda dengan sebuah buku hasil tulisan tangan. Kelebihan mesin cetak dengan demikian terletak pada segi produksi besar-besarannya. Apa yang telah dikembangkan oleh Gutenberg bukanlah sebesar sebuah alat atau penemuan akal, dan bukan sekadar serentetan penyempurnaan, melainkan suatu proses produksi lengkap.
Perbendaharaan biografis kita mengenai diri Gutenberg langka sekali, kita hanya tahu dia lahir di Jerman sekitar tahun 1400 M di kota Mainz. Sumbangannya terhadap seni cetak-mencetak terjadi pada pertengahan abad dan pekerjaan terbagusnya –apa yang disebut Injil Gutenberg– dicetak di Mainz sekitar tahun 1454 M. Anehnya, nama Gutenberg tak pernah tercantum dalam buku mana pun, tidak juga dalam Injil Gutenberg, walaupun jelas dia sendiri yang cetak dengan alat penemuannya.
Gutenberg tidak pernah tampak sebagai seorang usahawan; benar-benar dia tidak punya keinginan dapat uang dari hasil penemuannya. Dia sering terlibat dengan dakwaan pengadilan yang mengakibatkan keharusan baginya membayar tebusan dalam bentuk alat-alat perlengkapannya kepada temannya bernama Johann Fust. Gutenberg wafat tahun 1468 di kota Mainz.
Salah satu pengaruh Gutenberg dalam sejarah dunia dapat mendatangkan keuntungan jika kita hubungkan dengan perkembangan di Cina dan Eropa di masa-masa berikutnya. Pada saat Gutenberg lahir, kedua daerah itu hampir sama majunya. Tetapi sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak Eropa melesat maju dengan cepatnya, sedangkan Cina –yang masih menggunakan cetak blok– perkembangannya agak lambat. Mungkin berlebihan jika kita bilang perkembangan percetakan satu-satunya faktor yang jadi penyebab perbedaan tingkat kemajuan, tetapi penemuan itu jelas punya arti penting yang tidak bisa disingkirkan.
Juga penting dicatat jika hanya tiga orang dalam daftar buku ini hidup di masa lima abad sebelum Gutenberg sedangkan enam puluh tujuh hidup di masa lima abad sesudah wafatnya Gutenberg. Ini menunjukkan betapa penemuan Gutenberg amat berarti –bahkan bisa disebut suatu penemuan penting– dalam kaitan penarikan pelatuk revolusi kemajuan jaman modern.
Alexander Graham Bell bahkan boleh saja tidak lahir ke dunia tetapi telepon tetap diketemukan pada saat yang sama dalam sejarah. Begitu juga bisa diambil contoh penemuan-penemuan lain, tanpa Gutenberg, penemuan alat cetak modern akan tertunda beberapa generasi, dan diukur dari hebatnya pengaruh yang ditimbulkannya, tak salah lagi Gutenberg dapat kehormatan tercantum dalam daftar urutan.












BAB III
KESIMPULAN
Banyak orang menyebut penemuan mesin cetak modern oleh Gutenberg ini merupakan penemuan yang revolusioner, penemuan yang menjadi tonggak sejarah peradaban manusia , dan sebagainya . sebutan-sebutan itu tidaklah berlebihan jika kita menengok perkembangan dan kemajuan zamanyang terjadi setelah ditemukan mesin cetak.

















REFERENSI
·         http://newpamitran.wordpress.com/tag/penemu-mesin-cetak/   
·          

Makalah Kelompok


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia meliputi wilayah dari Sabang sampai Merauke. Wilayah yang begitu luas, lebih dari 17.000 pulau. Di pulau-pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa. Pemerintah (Depdiknas) menyadari bahwa bangsa yang begitu besar dan tersebar di berbagai pulau perlu diberi pendidikan yang layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Berkenaan dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbeda-an dalam aspek kebijakan dan teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial.
Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE). Visi TVE adalah menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Misi yang diemban adalah menyiarkan program yang mencerdas-kan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan-kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar.
Tujuan dari TVE adalah memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini adalah :
 (1) Bagaimana sejarah televisi dan awal munculnya televisi?
 (2) Apakah pengertian televisi?
 (3)  Apa sajakah jenis-jenis televisi?
 (4) Bagaimana cara kerja televisi?

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang bagaimana televisi bisa di ciptakan dan digunakan oleh masyarakat.

1.3 Tujuan dan Sasaran
Dalam setiap makalah yang bersifat ilmiah pasti memiliki tujuan dan sasaran.
Tujuan dalam makalah ini adalah :
a.         Ingin mengetahui sejarah televisi, jenis-jenis televisi, kapan televisi itu ditemukan, cara kerja televisi, dan perkembangan tentang teknologi televisi.
b.        Sebagai sarat untuk memperoleh nilai dalam mata kulai Perkembangan Teknologi Komunikasi.

Dari tujuan diatas sasaran yang ingin dicapai yaitu :
a.         Terwujudnya rasa ingin tahu tentang pengertian televisi.
b.         Terwujudnya rasa ingin tahu perkembangan televisi saat ini.
c.         Terwujudnya rasa ingin tahu jeni-jenis televisi yang ada.
d.         Terwujudnya rasa ingin tahu tentang cara kerja televisi.
BAB II
LANDASAN TEORI
DEFINISI TEKNOLOGI , TEKNOLOGI KOMUNIKASI dan TELEVISI


2.1 Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah.
Teknologi, berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya[1]
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna ‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua daripada sains. Asal-usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal spesies manusia, yaitu ketika bahasa, kesadaran reflektif dan kemampuan membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai dengannya, spesies manusia pertama diberi nama Homo habilis (manusia terampil) untuk menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh Toynbee (2004, 35) teknologi merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia. Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang memungkinkan konstituen-konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran , institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi langsung dari bukti kecerdasan manusia.
Dari pandangan semacam itu, kemudian teknologi berkembang lebih jauh dari yang dipahami sebagai susunan pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat atau diimplementasikan serta metode untuk membuat atau mengimplementasikannya.
Dua pengertian di atas telah digantikan oleh interpretasi teknologi sebagai pengendali lingkungan seperti kekuasaan politik di mana kebangkitan teknologi Barat telah menaklukkan dunia dan sekarang telah digunakan di era dunia baru yang lebih ganas. Untuk memperjelas statement tersebut, kita coba menelaah teknologi secara lebih dalam lagi. Melihat substansi teknologi secara lebih komprehensif, yaitu konsepsi teknologi dari kerangka filsafat.
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti sama. Maksudnya sama dalam hal pengertian dan pendapat antara komunikator dan komunikan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata to communicate. Yang berati komunikasi merupakan proses menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain sehingga diperoleh pengertian yang sama. Kehidupan manusia akan tampak “hampa” apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi tidak akan mungkin terjadi iteraksi sosial ataupun interaksi antar manusia, baik secara individu ataupun kelompok. Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara verbal yaitu dengan menggunakan kata-kata baik lisan atau tulisan. Secara nonverbal dalam bentuk isyarat (gesture), sikap tingkah laku, gambar-gambar dan lain sebagainya. Dengan berkomunikasi orang dapat mengubah dan mempengaruhi sikap orang lain, komunikasi memungkinkan pemindahan dan penyebaran ide kepada orang lain, tau penemuan ide baru.
Teknologi komunikasi yang dimaksudkan secara khusus ditujukan untuk teknologi-teknologi broadcasting. Dengan demikian, teknologi komunikasi adalah sarana dan prasarana struktur kelembagaan dan nilai-nilai sosial yang dikumpulkan, disimpan, diolah dan dipertukarkan informasi sehingga memungkinkan untuk terjadinya persamaan persepsi atau tindakan. Pengertian teknologi komunikasi sebagai suatu proses meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Proses itu harus rasional dan efesien.
2.       Harus mensistem, karena segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi    oleh hal lain dalam lingkungannya.
3.      Harus bersistem, yaitu mempertimbankan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efesien, dan serasi.
4.      Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
5.      Mengarah pada pemecahan bersama.
6.      Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan.
7.      Mempertimbangkan kondisi lingkungan untuk mencapai tujuan.
Perkembangan teknologi komunikasi telah mengalami 4 revolusi dalam bidang komunikasi, yaitu:
a. Dalam hal berbicara, kemampuan manusia berbicara dalam berkomunikasi antara  seseorang dengan yang lain merupakan komponen yang harus ada dalam kelengkapan atribut-atribut yang memungkinkan kelompok-kelompok manusia bisa bekerja sama dan survive, serta berkembang.
b. Ditemukannya tulisan, tulisan tidak hanya berfungsi sebagai suatu pembantu ingatan,    tetapi juga meningkatkan kemungkinan dalam berbagai hal
c.   Penemuan percetakan, percetakan berfungsi sebagai basis bagi menyebarnya kemampuan melek huruf dan merupakan fondasi untuk terselenggaranya aktivitas pendidikan secara menyeluruh.
d. Dalam hal hubungan jarak jauh atau telekomunikasi, dengan ditemukannya berbagai sarana yang memungkinkan manusia berhubungan satu sama lain tanpa harus terhalang oleh faktor jarak, kecepatan, dan waktu.
Dalam kaitan pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan, Ashaby (1979) menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Yaitu dengan dimanfaatkannya teknologi informasi dan komunikasi mutakhir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Ada berbagai jenis dan bentuk teknologi komunikasi yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam pendidikan, antara lain:
1. Siaran Radio Pendidikan Radio merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, melalui hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Secara umum radio dapat dipandang sebagai media komunikasi massa yang penyerapannya melalui indra pendengaran (audiktif). Dan siaran radio pendidikan adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi komunikasi. Pemilihan media radio didasarkan pada kemampuan media ini dapat menjangkau populasi pendengar yang banyak dan biaya lebih murah (cost effective). Adapun contoh pemanfaatan siaran radio pendidikan yaitu program pendidikan dan pelatihan guru SD melalui siaran radio pendidikan (Diklat SRP) adalah sebuah diklat jarak jauh bagi guru SD dengan memanfaatkan siaran radio. Tujuannya adalah untuk menigkatkan mutu pendidikan khususnya tingkat Sekolah Dasar melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme guru.
2.  Siaran Televisi Pendidikan Siaran televisi (TV) merupakan media yang sangat ampuh (   a powerful medium) dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat secara serempak. Siaran TV mempunyai daya jangkau yang luas dan mampu meniadakan batas wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya masyarakat pemirsa. Selain itu mempunyai potensi untuk penetrasi dalam mempengaruhi sikap, kreativitas, motivasi, pandangan, gaya hidup, dan orientasi masyarakat. Dan siaran televisi juga memiliki potensi untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan/pembelajaran. Jadi, TV bisa juga diartikan sebagai salah satu bentuk sumber belajar dan pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan demikian, media televisi adalah salah satu bentuk pendayagunaan teknologi komunikasi. Kesimpulan dari penelitin ini adalah program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum pendidikan. Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom), Depdiknas sesuai dengan tugas dan fungsinya merintis berdirinya stasiun telivisi pendidikan. Pada tanggal 12 Oktober 2004 Mentri Pendidikan Nasional meluncurkan pengembangan dan penyelenggaraan siaran Televisi edukesi (TVE). TVE merupakan televisi yang mengkhususkan diri dalam penyiaran program-program pendidikan dan pembelajaran untuk semua jenis, jenjang, dan jaluran pendidikan. Artinya materi yang disiarkan TVE boleh dikatakan 100% bermuatan pendidikan dan pembelajaran.
 C. Dampak Teknologi Komunikasi Setiap teknologi, tentu mempunyai dampak. Dampak teknologi komunikasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: dampak positif dan negatif.
1. Dampak positif teknologi komunikasi
a. Bidang ekonomi, memberi kemudahan dan kenyamanan bagi kelangsungan transaksi bisnis sehigga mempunyai fungsi vital dalam gerak perekonomian dari hari ke hari.
b. Bidang pendidikan, memungkinkan seseorang dalam belajar tanpa terikat oleh jarak dan waktu.
c. Bidang politik, memelihara dan mempertahankan integritas serta aktivitas pertahanan dan keamanan suatu bangsa.
2. Dampak negatif teknologi komunikasi
a. Terjadinya monopoli dan pengelolaan, penyediaan, dan pemanfaatan informasi.
 b. Tidak meratanya distribusi informasi.
 c. Kurangnya isi pesan yang edukatif.
d. Terjadinya polusi informasi.
e. Terjadinya invasi terhadap privasi.
f. Timbulnya permasalahn dalam hak cipta
2.2 Pengertian Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. "Televisi" juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.























 BAB III.
SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI

3.1 Sejarah Televisi dan Perkembangan Televisi
Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell).
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube).
Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan Video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.
Walaupun terdapat pula kegunaan televisi yang lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun kegunaan yang paling utama adalah penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio ketika dibangun pada tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi untuk menyiarkan gelombang televisi ke penerima TV.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio dalam saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertz. Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling di banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.
Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tanpa pemerina biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat memakai pelbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV).             Sistem televisi juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan petunjuk penggunaan senjata, di tempat-tempat yang biasanya atau terlalu berbahaya untuk diperhatikan secara dekat.
Televisi amatir (ham TV atau ATV) juga digunakan untuk kegiatan eksperimen, suka cita dan perhormatan oleh para orang awam dibawah pengendalian radio amatir. Stasiun TV amatir pernah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial.
Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
·    1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat  membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
·    1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
·    1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
·    1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung
·    1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
·     1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
·     1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
·    1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
·    1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis
·    .1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
·    1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
·     1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
·    1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
·    1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
·    1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
·    1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
·    1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
·    dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.



3.2 Jenis – jenis Televisi
a. Televisi Elektronik
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.
b. Televisi RCA
 Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih
c. Televisi Berwarna
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

3.3 Jenis-jenis Display Televisi
1. Rear Projection TV (RPTV)
Cara kerja display rear projection TV, sesuai namanya adalah memproyeksikan gambar dari belakang TV menuju permukaan dalam dari layar depan TV. RPTV yang berbasis pixel memang membuatnya tampil cukup tipis dengan kemampuan reproduksi gambar yang lebih baik. RPTV berbasis pixel ini sebenarnya dapat dibedakan menjadi beberapa kategori antara lain: Transmissive 3 LCD, LCOS, D-ILA, SXRD dan DLP.
·         Transmissive 3 LCD
                          Transmissive 3 LCD menggunakan 3 High–temperature Polysilicon (HTPS) TFT LCD. HTPS dikenal memiliki pergerakan elektron yang lebih baik , berkat hal itu sistem proyeksi transmissive 3LCD bisa mencapai rasio aperture tinggi dengan mudah, sehingga dihasilkan display berluminansi tinggi.
Untuk sistem optikalnya, transmissive 3 LCD menggunakan tiga panel transmissive HTPS . Panel tersebut mengontrol transmisi cahaya melalui kristal cair. Selanjutnya, cermin Dichroic, yang menyalurkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, memecah cahaya dari lamu menjadi tiga warna primer (RGB). Cahaya dari setiap warna kemudian akan melewati sebuah panel LCD sesuai warnanya. Sebuah prisma Dichroic lalu akan mengkombinasi ulang cahaya tadi dan memproyeksikan ke layar menjadi gambar berwarna.
Penggunaan HTPS dengan rasio aperture tinggi memungkinkan sistem 3 LCD lebih efesien dalam hal pencahayaan dan memiliki kemampuan mencapai tingkat brightness yang sangat baik. Berkat alokasi satu LCD untuk setiap warna RGB maka dapat dicegah adanya interferensi warna dan color breakup. Namun kelemahannya terletak kontras rasio yang lebih rendah dibanding sistem RPTV yang lain.
·         Liquid Crystal on Sillicon (LCoS)
Teknologi display ini menggunakan panel LCD reflective. System LCoS lebih mudah dikembangkan menjadi panel high definition dari pada system lainnya pada LCD yakni 3LCD.
Konstruksi LCoS dibuat dari layer kristal cair yang dijepit chip IC dan lembaran kaca. Prinsip kerjanya, cahaya akan memasuki perangkat LCoS dan memantul pada elektroda cermin. Sebuah lensa proyeksi kemudian akan menguatkan cahaya yang terpantul dan memfokuskan gambar kelayar.
LCoS dapat dibedakan menjadi: Sistem 3-LCoS untuk ketiga warna primer dan sistem single-panel yang menggunakan parangkat LCoS dan sebuah color wheel.
Panel LCoS memiliki rasio aperture yang lebih besar daripada panel LCD HTPS. Sehingga panel ini dapat menghasilkan layar yang lebih terang dan lebih mudah dikembangkan sebagai panel high definition. Namun saying, sistem optikal LCoS memiliki struktur yang kompleks , menyebabkan biaya pembuatannya menjadi tinggi
·         Direct Drive Image Light Amplifier (D-ILA)
Teknologi ini merupakan pengembangan dari system LCoS. Perbedaannya, D-ILA dibuat dengan menyekat kristal cair diantara sebuah silikon single-crystal LSI dan pelat kaca. Cahaya yang memasuki perangkat D-ILA kemudian dipantulkan pada elektroda cermin. Sebuah lensa proyeksi selanjutnya akanmenguatkan pantulan cahaya tadi dan memfokuskan gambar ke layar.
Keunggulan D-ILA adalah : kontras rasionya tinggi, respon pixel cepat dan ketajaman gambar bergerak bagus. Serupa dengan sistem LcoS, sistem optikal D-ILA juga tergolong kompleks sehingga membutuhkan biaya pembuatan yang tinggi.
·         Silicon X-tal Reflective Dispaly (SXRD)
Seperti halnya D-ILA, SXRD merupakan sama-sama varian dari LCoS. Keunggulan SXRD terletak pada kontras rasio yang tinggi dan waktu respon yang cepat. Hal ini membuatnya cocok sebagai panel high definition
·         Digital Light Processing (DLP)
Sebuah teknologi yang menggunakan digital micromirror device (DMD) yang berukuran sangat kecil sebagai alat utamanya. Ribuan kaca/mirror dalam DMD ini merefleksikan cahaya kedalam screen/layar . masing-masing kaca tersebut dapat meng-turn on dan turn off ribuan kali perdetik, maka teknologi inipun memiliki keunggulan dalam menghasilkan 1024 bayangan abu-abu.
Pembentukan gambar pada teknologi ini adalah dengan menggunakan chip DMD, bagian permukaannya berisikan kaca microscopis yang masing-masing menghubungkan satu pixel dalam sebuah gambar. Setiap kaca dapat di putar untuk merefleksikan cahaya. Sedangkan untuk penambahan warna terjadi saat proses pembuatan gambar melalui perputaran color wheel (menggunakan proyektor single chip) atau proyektor tiga chip (red, green, blue). Color wheel di tempatkan diantara sumber sinar dan chip DMD yang ketika dilewati sinar berwarna dan direfleksikan pada kaca untuk menentukan tingkat kegelapan.

2. Plasma Display (PDP)
PDP memiliki tipe self emitting display, yaknii menggunakan cahaya yang dipancarkan dari pelepasan plasma. Untuk menghasilkan hal tersebut dilakukan penyekatan dari sebuah pencampuran gas diantara dua lembar kaca yang membawa elektroda pada permukaan interiornya. Selanjutnya diaplikasikan fosfor R, G dan B pada permukaan pelat tadi. Ketika voltase listrik dilewatkan diantara elektroda, maka dihasilkan sinar ultraviolet yang meransang fosfor untuk memancarkan cahaya dan menciptakan gambar di layar.
Sesuai karakteristiknya, self emitting display memiliki kelebihan pada waktu respon pixel yang lebih pendek dibanding pada display lain yang membutuhkan cahaya luar. Selain itu, PDP memiliki sudut pandang (viewing angle) horisontal dan vertikal hingga lebih dari 170° . Juga kontras rasionya yang lebih kuat dibanding dengan LCD (terutama di ruangan gelap).
PDP membutuhkan dua elektroda display untuk setiap sel discharge. Akibatnya, peningkatan jumlah pixel harus diikuti dengan penurunan ukuran sel discharge. Sedangkan sebuah sel memiliki batas minimum hingga ukuran tertentu ia bisa dikecilkan. Hal inilah yang membatasi resolusi PDP, dan menjadi alasan kekalahan plasma untuk direproduksi di ukuran layar yang kecil.
3. Liquid Crystal Display (LCD)
LCD terdiri dari sebuah panel yang berupa sebuah layer tipis dari kristal cair dijepit diantara dua pelat kaca. LCD tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Oleh karena itu LCD menggunakan cahaya backlight sebagai sumber cahayanya. Sumber ini biasanya berupa sebuah lampu dan sebuah mekanisme yang secara seragam menyebarkan cahaya.
Backlight ada dua macam: Backlight dengan pencahayaan langsung ditempatkan di belakang panel LCD, dan backlight dengan pencahayaan samping, yang beroperasi dari bagian sisi panel LCD.
TV LCD layar lebar umumnya menggunakan metode backlight pencahayaan langsung plus beberapa cold cathode flourescent lamp (CCFL) berdiameter kecil sebagai sumber cahaya . CCFL ini memiliki umur pakai yang panjang.
Untuk penampil warna, LCD menggunakan filter warna yang akan melewatkan warna (R), Hijau (G) dan biru (B). Dsplay ini memiliki saturasi yang bagus dan kontras rasio yang baik pada ruangan terang.
Umumnya LCD layar besar menggunakan active-matrix TFT (Thin Film Transistor) untuk menggerakan display, dengan satu perangkat TFT switching bagi setiap pixel.
Sistem active-matrix TFT memiliki kelebihan karena crosstalk lebih rendah dan kontras rasio lebih besar pada pencahayaan terang daripada tipe pasive-matrix. Keunggulan lain dari active matrix juga lebih mampu menangani gambar high definition. Selain itu, proses pembuatan TFT LCD konon lebih sederhana daripada pasive-matrik LCD sehingga biaya menjadi lebih rendah.

3.4 Cara Kerja Televisi
Televisi merupakan alat elektronika yang sangat akrab dengan kita. Musik, film, gosip, dan berbagai berita dapat kita lihat dengan tampilan gambar yang menarik. Televisi bekerja dengan cara menerima gelombang elektromagnetik dan merubahnya menjadi energi akustik dan cahaya yang bisa kita dengar dan lihat.
Layar televisi menampilkan gambar yang berasal dari ribuan titik-titik kecil (pixel) yang ditembak dengan elektron yang berenergi tinggi. Pixel warna(merah, hijau, biru) inilah yang dikombinasikan dan ditampilkan di layar komputer dalam bentuk gambar seperti yang kita lihat.
Agar dapat bekerja dan menampilkan gambar dari stasiun TV favoritmu, televisi terdiri dari bagian-bagian yang saling menunjang agar bisa berfungsi. Secara garis besarnya bagian-bagian televisi berupa Antena, Catu daya (power), Tunner, Rangkain detektor video, Rangkain penguat video, dan Rangkain Audio.
1.  Antena berfungsi untuk menangkap belombang yang dipancarkan oleh stasiun televisi
2.  Sinyal yang datang dialirkan menuju ke colokan antena yang ada pada televisi
3. Sinyal yang datang membawa gelombang suara dan gambar karena gelombang yang    diterima antena tv lebih dari satu macam (contoh gelombang stasiun RCTI, ANTV, GLOBAL TV, SCTV, TRANS 7, dll). Sirkuit di dalam televisi memisahkan gelombang ini (berupa suara dan gambar) sesuai dengan saluran tv yang kamu pilih kemudian diproses lebih lanjut. Alat pemisah disebut Tunner
4. Sirkuit penembak elektron menggunakan sinyal gambar ini untuk diproses ulang dengan bantuan kamera tv
5.  Bagian ini menembakan tiga elektron (merah, hijau dan biru) menuju tabung sinar katoda
6. Berkas elektron menerobos suatu cincin elektromagnet. Elektron dapat dikendarai oleh magnit sebab mereka mempunyai elektron negatif. Dan berkas elektron ini akan bergerak bolak-balik di layar televisi
7. Berkas cahaya ini akan diarahkan ke layar yang diberi bahan kimia berupa fosfor. Saat berkas elektron ini mengenai fosfor akan menampilkan titik-titik warna merah, hijau dan biru. Yang tidak kena tetap berwarna hitam. Kombinasi-kombinasi warna inilah yang menghasilkan gambar di televisi
8. Gelombang suara akan diproses pada bagian ini untuk menghilangkan berbagai gangguan
9. Sinyal suara yang sudah disaring dikeluarkan melalui alat yang disebut speaker.















BAB IV
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP TELEVISI DAN INDUSTRI PENYIARAN

Penemuan televisi telah melalui serangkaian panjang eksperimen yang dilakukan para ilmuwan. Secara spesifik, penemuan telivisi dimulai kerika Philo T. Farnsworth, ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat, mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
Vladimir Kosma Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis pada tahun 1940. Kemudian, sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.”
Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber dengan mulai merancang layar plasma berwarna. James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. Sedangkan layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru Organic Light Emitting Diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
Pada tahun 1981, Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya pada tahun 1995, proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Pada dekade 2000, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Dalam perkembangannya, terdapat berbagai macam jenis televisi, yaitu. Televisi digital (Digital Television, DTV), TV Resolusi Tinggi (High Definition TV, HDTV), Video Resolusi Ultra Tinggi (Ultra High Definition Video, UHDV), dan Direct Broadcast Satellite TV (DBS). Adapula yang disebut dengan Pay Per View, Televisi internet, TV Web , Video atas-permintaan (Video on-demand, VOD) , Gambar-dalam-Gambar (Picture-In-Picture, PiP), Auto channel preset, Perekam Video Digital, DVD, CableCARD, Pemprosesan Cahaya Digital (Digital Light Processing, DLP), LCD dan Plasma display TV Layar Datar, High-Definition Multimedia Interface (HDMI), The Broadcast Flag, dan Digital Rights Management (DRM).
Hingga saat ini terdapat tidak kurang dari 70 stasiun televisi yang tersebar di berbagai Negara. Stasiun-stasiun televisi tersebut antara lain adalah CNN dan MTV (Amerika Serikat), Telefe (Argentina), TVRI (Indonesia), BBC (Inggris), TV Asahi dan Nippon TV (Jepang), TV5 (Perancis), dan TV3 (Malaysia).
Perkembangan Siaran TV di Indonesia
Televisi mulai diperkenalkan pada masyarakat umum sejak 1930-an di Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan kegiatan penyempurnaan televisi siaran terhambat. Kegiatan ini baru dilanjutkan kembali dan televisi siaran kembali dimunculkan kepada umum setelah perang berakhir.
Komunikasi melalui televisi berkembang ke seluruh dunia. Negara-negara yang baru merdeka pada waktu itu pun mengoperasikan televisi siaran sebagai teknologi mutakhir. Untuk kawasan ASEAN sendiri, Negara yang paling awal menyelenggarakan televisi siaran adalah Philipina. Penyelenggaraan televisi siaran ini kemudian diikuti oleh Negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Di Indonesia, kegiatan penyiaran melalui televisi dimulai pada tahun 1962. Penyelenggaraan televisi siaran tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya Asian Games IV yang dilaksanakan di Senayan, Jakarta. Bertepatan dengan itu pula Televisi Republik Indonesia ditetapkan sebagai station call hingga saat ini. Hari pembukaan Asian Games IV ini yang jatuh pada tanggal 14 Agustus kemudian diperingati sebagai hari jadi TVRI.
Penggunaan Satelit Palapa untuk siaran televisi dan telekomunikasi diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1976. Oleh karenanya, siaran televisi dapat menjangkau hampir seluruh masyarakat di Indonesia hingga sekarang ini. Sejak awal tahun 1989, di Indonesia mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi selain TVRI yang bersifat komersial. Stasiun televisi komersial yang pertama berdiri adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemunculan RCTI ini kemudian disusul oleh munculnya Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), dan Andalas Televisi (ANteve).
Hingga saat ini, terdapat begitu banyak stasiun televisi komersial di Indonesia, baik yang berskala nasional maupun lokal. Ada sebelas stasiun televisi nasional yang ada di Indonesia, yaitu Cakrawala Andalas Televisi (antv), Global TV (GTV), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), MetroTV, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), Trans 7, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Adapun televisi khusus yang berskala nasional, yaitu Televisi Edukasi (TV E), SWARA Channel, dan Qtv Network. Di Indonesia juga terdapat lebih dari 100 stasiun televisi lokal yang tersebar hampir di seluruh provinsi dan daerah, diantaranya RBTV dan Jogja TV (Yogyakarta), Deli TV (Sumatera Utara), Sriwijaya TV (Palembang), Spacetoon & Elshinta TV (Jakarta), Bali TV (Bali) serta TVKU dan TV Borobudur (Semarang).
·         Dampak Sosial Siaran TV
Tayangan televisi sudah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat (di Indonesia dan di dunia). Karakteristik yang dimilikinya membuat televisi menjadi sesuatu media yang mudah dinikmati oleh semua kalangan, sekalipun seseorang memiliki keterbatasan indera. Televisi dapat dinikmati oleh orang yang buta huruf, tuna rungu (dengan hanya melihat gambar), bahkan tuna netra sekalipun (hanya mendengar suaranya).
Televisi saat ini sudah bukan merupakan barang mewah dan bukan lagi sebuah kemajuan teknologi yang membuat orang takjub. Televisi sudah menjadi konsumsi masyarakat luas, baik di kalangan atas, menengah, hingga bawah sekalipun. Di samping itu, televisi dapat menjadi suatu media yang bersifat adaptif. Misalnya, program-programnya sangat Islami saat bulan Ramadhan tiba dan sangat Kristiani saat Natal tiba.
Kemajuan teknologi televisi dan program-programnya tidak dapat dipungkiri juga membawa dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah masyarakat yang mengkonsumsi televisi sebagai media yang terbilang sangat besar. Televisi menyajikan segala sesuatu yang menarik perhatian pemirsanya. Segala jenis program dengan berbagai segmen terdapat di dalamnya. Dari tayangan berbau mistik/takhayul dan kekerasan, tayangan religi, berita, program anak, hingga tayangan bagi orang dewasa yang berbau pornografi (walaupun sudah disensor) termuat dalam siaran televisi.
Beberapa pengamat televisi menganggap bahwa program-program yang ditayangkan saat ini sudah melampaui batas. Oleh karenanya, diperlukan perhatian dan kontrol yang serius, baik dari pemerintah, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), maupun dari masyarakat itu sendiri.
Selain patut untuk disyukuri, kemajuan teknologi yang ada (dalam konteks ini televisi) juga harus diwaspadai. Kemudahan mendapatkan informasi, hiburan, dan kemudahan-kemudahan lain yang ditawarkan oleh televisi dapat membantu kita untuk membuka wawasan dan mengenal dunia lebuh luas lagi. Akan tetapi, jika masyarakat (pemirsa) tidak memiliki filter yang kuat dalam menerima terpaan media televisi ini maka tidak tertutup kemungkinan bahwa nilai-nilai negatif juga dapat terserap dan dampak yang paling memprihatinkan adalah terjadinya degradasi moral.
Sebagai contoh dampak tayangan televisi terhadap masyarakat (Indonesia) adalah dari segi gaya hidup (lifestyle). Seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh atau gaya hidup orang barat, misalnya tampak pada pakaian yang digunakan. Banyaknya tayangan yang mengarah pada upaya persuasif pada masyarakat juga mempengaruhi masyarakat untuk semakin konsumtif.
Namun, tidak semua program yang ditayangkan oleh televisi berdampak negatif bagi masyarakat. Televisi pun mempunyai pengaruh baik bagi masyarakat. Televisi membuka pemahaman mengenai informasi baru, biasanya terdapat dalam program-program berita (politik, wisata, kuliner, dsb). Televisi juga bertindak pendorong anak-anak untuk belajar acara edukasi dan dapat mengajarkan pada anak tentang nilai-nilai yang penting serta pelajaran mengenai kehidupan nyata.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui berbagai dampak yang ditimbukan oleh tayangan televisi. Positif atau negatif, baik atau buruknya dampak televisi bergantung pada bagaimana masyarakat menyikapinya. Hal yang diperlukan adalah kontrol dan perhatian yang serius dari seluruh pihak. Orang tua juga harus berperan aktif dalam mengontrol anak-anaknya saat menyaksikan tayangan televisi. Seperti kasus-kasus yang terjadi beberapa waktu lalu, ketika banyak anak yang terluka bahkan diantaranya meninggal dunia karena melakukan tindakan kekerasan seperti yang mereka lihat di televisi, selain menuntut pihak-pihak tertentu, orang tua hendaknya juga melakukan introspeksi diri menganai pengawasan yang mereka berikan pada anak-anak mereka.
Kendatipun  kemajuan teknologi televisi dan teknologi-teknologi lain di bidang media hingga saat ini sangat luar biasa, tetapi suatu media tidak dapat menggantikan posisi media lainnya. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki karakteristiknya masing-masing yang berbada dari media lainnya. Karakteristik media inilah yang kemudian berpengaruh terhadap preferensi masyarakat dalam memilih media sesuai keinginannya.
Teknologi mempunyai peran yang besar dalam kehidupan manusia, terutama untuk saling berkomunikasi baik secara langsung ataupun tidak langsung.Teknologi komunikasi merupakan suatu perangkat keras, nilai-nilai sosial, atau organisasi yang digunakan individu untuk menyampaikan pesan, mengumpulkan informasi, dan saling bertukar ilmu dalam lingkup tertentu. Teknologi komunikasi dapat mempengaruhi perilaku manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh ini dapat memberikan suatu yang positif seperti halnya mempermudah individu untuk menyampaikan suatu pesan atau justru sebaliknya, individu dapat memanfaatkan teknologi komunikasi ini untuk suatu hal yang negatif seperti halnya copyright, pelecehan, pencemaran nama baik dan sebagainya.
Khusus pada televisi, pada saat ini televisi dapat digolongkan dalam suatu kebutuhan yang primer. Kebanyakan masyarakat saat ini menganggap televisi bukan media hiburan semata akan tetepi sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan yang primer. Mengingat televisi pada beberapa puluhan tahun yang lalu digunakan sebagai perangkat komunikasi yang langka dan hanya beberapa kalangan yang sanggup memilikinya. Jauh berbeda dengan era globalisasi saat ini. Fungsi televisi yang semula hanya sebagai alat komunikasi banyak berubah dan memberi pengaruh yang besar terhadap penontonnya.
Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari orang. Untuk mendapatkan televisi tidak lagi sesusah zaman dahulu dimana perangkat komunikasi ini adalah barang yang langka dan hanya kalangan tertentu yang sanggup memilikinya. Saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90 persen penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saat ini bisa dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang pada saat-saat luang seperti saat liburan, sehabis bekerja bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat orang tersanjung untuk meluangkan waktunya duduk di depan televisi. Namun dibalik itu semua dengan dan tanpa disadari televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun orang dewasa. Kita harus berhati-hati sebab televisi selain bisa menjadi teman yang baik bisa juga menjadi musuh yang menghanyutkan.
Televisi hadir sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar manusia. Banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi pada masyarakat abad kedua puluh dengan datangnya media masa televisi.
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada pemirsanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan. Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya. Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia. Berita-berita aktual bisa langsung disebarkan ke berbagai pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi, penyakit menular, kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi di belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-juta orang. Media televisi telah bisa menyatukan hati semua orang melalui informasi yang diberikan
4.1  TELEVISI INTERNET MERUPAKAN PENGARUH DARI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Televisi  Internet (juga dikenal dengan Televisi daring (TV Online) adalah situs yang memiliki tayangan video yang terkonsep, selalu diperbaharui terus-menerus, tidak statis, mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan bisa diakses oleh publik secara bebas, dengan berbagai macam bentuk pendistribusiannya. Untuk dapat mengaksesnya, kita hanya perlu menguhubungkan ke komputer pribadi kita dengan koneksi Internet broadband berlangganan. Televisi Internet sering juga disebut dengan sebutan Television on the Desktop (TOD), TV over IP (Television over Internet Protocol) atau Televisi Protokol Internet, Vlog, dan juga Vodcast. Televisi Internet berbeda dengan televisi konvensional biasa. Kedua-duanya memang menayangkan banyak acara yang serupa, tapi televisi Internet lebih beragam dibandingkan stasiun televisi lokal yang biasa kita tonton di rumah ataupun Televisi kabel berlangganan. Televisi Internet ini bisa disiarkan secara pribadi oleh para pengguna Internet atau bisa juga oleh sekelompok orang atau perusahaan televisi besar yang juga punya layanan televisi online di Internet.
Mivo TV merupakan layanan TV Online Indonesia yang memungkinkan konsumen media elektronik  untuk bisa tetap memantau acara TV Favorite meskipun tidak berada di depan televisi. Cukup dengan komputer yang terhubung dengan internet. Beberapa Channel yang bisa dinikmati dari layanan Mivo TV ini adalah TransTV, Trans7, Indosiar, TVOne dan ANTV. Dan tentunya chanel Mivo TV itu sendiri.

4.2  JENIS- JENIS TELEVISI INTERNET

·           Vlog

Sebutan untuk video web logging. Semacam blog, tapi media ini menyampaikan informasi lebih menggunakan video. Siaran televisi online jenis ini dapat memudahkan penontonnya untuk dapat fleksibel memilih acara televisi kapanpun dan dimanapun yang ia inginkan. Jenis televisi online ini banyak ditemukan dalam blog-blog pribadi.

·           Vodcast atau video podcast

Ini digunakan untuk menyebut siaran video on demand, siaran televisi yang disiarkan lewat jalur RSS atau Atom. Jika ada tayangan yang menarik, tayangan tersebut dapat diunduh dalam bentuk arsip atau langsung dilihat dalam bentuk streaming. Vodcast ini kemudian akan disisipkan dengan teknologi broadcatching. Setelah itu, para pengguna Internet bisa dengan mudah mengunduh berbagai macam siaran televisi yang tersedia di RSS syndication.

·           Lifecasting

Ini merupakan salah satu siaran video streaming mengenai seseorang atau suatu objek dengan media digital. Umumnya lifecasting disiarkan melalui media Internet, yang ditayangkan secara langsung dan terus-menerus. Konsep seperti ini juga sering digunakan dalam televisi lokal biasa di rumah-rumah. Salah satu website yang memudahkan para pengguna Internet untuk membuat televisi online jenis ini adalah Ustream.tv
Di bawah ini merupakan gambar- gambar televisi dari zaman dahulu hingga sekarang, akibat perkembangan teknologi :

Description: G:\Foto-foto Televisi Dulu Hingga Sekarang_files\televisi+dulu.jpg
Description: G:\Foto-foto Televisi Dulu Hingga Sekarang_files\tv+jadul.JPG 










Description: G:\Foto-foto Televisi Dulu Hingga Sekarang_files\1934-35-telefunken-feiii.JPG
Description: G:\Foto-foto Televisi Dulu Hingga Sekarang_files\1957-RCA-21CD7916-21in.JPG




Description: G:\Foto-foto Televisi Dulu Hingga Sekarang_files\1980-Magnavox-Model-4245-19in-TV.JPG




















Description: G:\Foto-foto Televisi Dulu Hingga Sekarang_files\tv+2010.jpg









BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan bahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
a.   Televisi ditemukan pada tahun 1884. oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman.
b.   Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan Video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.
c.   Ada 3  jenis televisi, yaitu :
1. Televisi Elektronik
2. Televisi RCA
3. Televisi Berwarna
d.   Dan ada 3 jenis tmpilan televisi, yaitu :
            1. Rear Projection TV (RPTV)                      
                        1.a. Transmissive 3 LCD
                        1.b. Liquid Crystal on Sillicon (LCoS)
                        1.c. Direct Drive Image Light Amplifier (D-ILA)
                        1.d. Silicon X-tal Reflective Dispaly (SXRD)
            2. Plasma Display (PDP)
            3. Liquid Crystal Display (LCD)
e.   Televisi bekerja dengan cara menerima gelombang elektromagnetik dan merubahnya menjadi energi akustik dan cahaya yang bisa kita dengar dan lihat.






DAFTAR PUSTAKA

Kuswanto, Lia, dkk. 2006. Mahir Berkomputer
Nugraha,Aries Setya. 2004. Teknologi Informasi dan Kumunikasi
Zulkarimein, Nasution. Perkembangan teknologi komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka, hal. 1.17

Website :
www.google.com
http://mirianto.com/articles/sejarah-televisi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
http://ajidedim.com/index.php/sains-teknologi/konsep-teknologi/137-pengertian-teknologi
http://lanibin.millahibrahim.net/?p=299





[1] Djoyohadikusumo (1994, 222)